Berpuasa Menjadikan Kita Semakin Bertakwa

MUI PALANGKARAYA – Buka puasa bersama di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palangka Raya berlangsung pada Kamis, 28 Maret 2024. Di tengah cuaca gerimis petang itu tampak hadir  pengurus MUI dan para undangan.

Prof. Dr. H. Normuslim, M.Ag. memberikan tausiah singkat menjelang berbuka. Ia mengajak hadirin yang duduk lesehan itu untuk berintrospeksi bahwa ibadah puasa yang telah ditunaikan selama ini apakah sudah membentuk pribadi yang bertakwa.

“Berpuluh tahun kita lewati menjalankan kehidupan. Berpuluh-puluhan kali pula kita telah menunaikan ibadah puasa dan ibadah sunah lainnya pada setiap bulan Ramadan. Mari bertanya kepada diri, sudahkah puasa yang kita jalani selama ini telah menjadikan kita orang yang bertakwa dan meningkat ketakwaannya kepada Allah Swt.?

Kiranya perlu kita mengevaluasi sekaligus berintrospeksi diri. Sudahkah puasa yang kita tunaikan setiap bulan Ramadan benar-benar menjadikan kita orang yang bertakwa sebagaimana firman Allah Swt. yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Mari kita senantiasa menyadari bahwa kita harus senantiasa meningkatkan ketakwaan agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa. Tentang ciri-ciri orang yang bertakwa, Allah Swt telah berfirman yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 134)

Selanjutnya di ayat berikut:

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali ‘Imran:  135).

Dari firman Allah Swt. itu dapat kita pahami dan catat  bahwa  setidaknya ada lima ciri orang bertakwa sebagai berikut.

Pertama, menafkahkan sebagian hartanya, baik pada saat dalam kelapangan maupun dalam kesempitan. Ini berarti kita harus suka berinfak dalam segala situasi, baik saat dalam kelebihan maupun saat dalam kekurangan.

Kedua, selalu berusaha bisa menahan amarah. Orang yang bertakwa harus pandai mengendalikan emosi dan menahan amarah.

Ketiga, suka memberikan maaf penuh ketulusan kepada orang yang berbuat kesalahan kepada kita. Memberikan maaf kepada orang yang berbuat kesalahan kepada kita mungkin terasa berat. Namun, di situlah tingkat ketakwaan kita akan teruji.

Keempat, Selalu berbuat kebaikan.  Di mana pun dan kapan pun, kita harus berusaha berbuat baik, menebar kebaikan, dan berlomba dalam kebaikan.

Kelima, Mau minta maaf atas segala kesalahan. Jika kita ingin mewujud ciri pribadi bertakwa dan meningkatkan ketakwaan, kita harus minta maaf kepada orang yang kepadanya kita pernah berbuat salah karena kita telah berprasangka buruk dan berkata serta berbuat salah.

”Harus diperhatikan bahwa permohonan maaf harus jelas dan tulus, bahkan terus terang menyebutkan kesalahan kita. Ucapan maaf, baik lewat lisan maupun tulisan harus penuh penyesalan dan ketulusan, bukan basa-basi atau pemanis bibir belaka,” tuturnya menegaskan.

Akhirnya, tibalah buka puasa bersama secara sederhana. Jeda sesaat salat magrib berjemaah pun berlangsung. Ketua MUI Kota Palangka Raya, K.H. Zainal Arifin, bertindak sebagai imam. Para jemaah pun melaksanakan salat dalam saf-saf.

Berikutnya, makan bersama penuh rasa syukur segera berlangsung. Nasi kota kotak itu pun dinikmati penuh kebersamaan

Sementara itu, di luar derai gerimis masih menitik. Sepanjang jalan basah seperti dipenuhi kesejukan Ramadan yang berlimpah berkah. Wallahu alam bissawab. (LJ)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top