By , Mahmud Al Qosyim
Hidup dari Allah, untuk Allah, kembali kepada Allah Swt
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَاۛ اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ ١٧٢wa idz akhadza rabbuka mim banî âdama min dhuhûrihim dzurriyyatahum wa asy-hadahum ‘alâ anfusihim, a lastu birabbikum, qâlû balâ syahidnâ, an taqûlû yaumal-qiyâmati innâ kunnâ ‘an hâdzâ ghâfilîn.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,” al a arof 172.
Tanda-tanda seorang hamba yang tulus dalam ibadah dan kehidupannya hanya karena Allah. Ciri-ciri tersebut meliputi:
- keikhlasan dalam beramal
- Konsistensi dalam beribadah
- Kesabaran dalam menghadapi cobaan
- Tanpa mengharapkan pujian dari manusia.
Syekh Nawawi Al-Bantani membaginya menjadi 3 tingkatan, hal ini sebagaimana diungkap dalam kitab Nurudh Dholam (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nurudh Dholam, halaman 44), sebagaimana berikut:
1. Ikhlash karena Allah
Ikhlash karena Allah menempati posisi pertama dan utama. Ikhlas dalam kelompok ini adalah seorang mukmin ketika beribadah kepada Allah dan melakukan amal saleh, sama sekali tidak mengharapkan apapun kecuali ridla Allah, tidak juga mengharapkan pahala surga atau untuk menghindari siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, ikhlas seperti ini berada pada tingkatan tertinggi.
2. Ikhlash karena Akhirat
Tingkatan ikhlas kedua adalah beribadah dan beramal saleh karena mengharapkan pahala, mendapatkan surga, dan takut pada siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, tingkatan ikhlas ini berada pada tingkatan menengah.
3. Ikhlash karena Dunia
Tingkatan ikhlas terakhir adalah beribadah karena mengharapkan balasan di dunia, misalnya seseorang melakukan ibadah membaca Surat Al-Waqi‘ah dengan harapan bisa mendapat kekayaan, mengeluarkan sedekah berharap mendapat rezeki yang berlipat ganda, dan seterusnya. Menurut Syekh Nawawi, ikhlas seperti ini adalah ikhlash yang berada pada tingkatan paling rendah.