Menata Hati Serta Niat  Memulai Puasa Ramadan

Oleh: KH. Zainal Arifin, Ketua MUI Kota Palangka Raya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk menyambut bulan suci Ramadan tahun ini. Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, di mana pintu-pintu surga dibuka selebar-lebarnya, sementara pintu neraka ditutup rapat-rapat. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

Dari Abu Hurairah ra. berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Jika datang bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, serta dibelenggulah setan-setan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist ini menggambarkan betapa istimewanya bulan Ramadan. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambutnya, baik secara lahir maupun batin.

  1. Persiapan Lahir dan Batin

Sebelum memasuki Ramadan, ada dua aspek penting yang perlu kita persiapkan, yaitu persiapan lahir dan batin. Persiapan lahir meliputi segala hal yang bersifat fisik, seperti:

  1. Menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan dan istirahat yang cukup.
  2. Berlatih bangun sahur dan mengatur waktu tidur agar bisa menjalankan ibadah secara optimal.
  3. Menyiapkan keperluan berbuka puasa dan sahur.
  4. Mengatur jadwal aktivitas selama Ramadan agar tetap produktif.

Sedangkan persiapan batin lebih berfokus pada aspek spiritual dan kejiwaan, di antaranya:

  1. Memperbanyak istighfar dan taubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
  2. Meningkatkan ibadah sunnah seperti salat malam, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.
  3. Menata niat dan motivasi berpuasa semata-mata karena Allah SWT.
  4. Memupuk kesabaran, kedisiplinan, dan kontrol diri dalam menghadapi ujian selama berpuasa.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menegaskan bahwa puasa Ramadan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  • Memurnikan Niat Berpuasa

Niat merupakan fondasi dari setiap ibadah yang kita lakukan. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, sebelum memulai puasa Ramadan, kita harus meluruskan niat dan memurnikan motivasi kita. Berpuasalah semata-mata karena ingin menjalankan perintah Allah SWT dan mengharap ridha-Nya, bukan karena alasan duniawi seperti ingin terlihat soleh di mata orang lain atau sekedar mengikuti tradisi.

Allah SWT berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa menaati Allah dengan ikhlas dan memurnikan ibadah hanya untuk-Nya. Inilah esensi dari keimanan yang benar.

  • Meraih Pahala Berlipat Ganda

Ramadan merupakan bulan penuh keberkahan di mana pahala kebaikan akan dilipatgandakan. Rasulullah SAW mengabarkan:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang mengerjakan qiyamullail di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist ini mendorong kita untuk semangat beribadah selama Ramadan, terutama qiyamullail atau salat malam. Dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan ini, kita berpeluang besar mendapatkan ampunan dan meraih surga-Nya.

Allah SWT juga berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Ayat ini menekankan keistimewaan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an. Selain itu, Allah juga memberikan keringanan bagi yang sakit atau bepergian untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain. Semua ini menunjukkan kemudahan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.

Demikianlah beberapa poin penting yang perlu kita perhatikan memasuki bulan suci Ramadan. Mari kita sambut bulan penuh berkah ini dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, menata hati, memurnikan niat, serta meningkatkan semangat beribadah. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin ya rabbal alamin.

Wallahu a’lam bisshawab.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KH. Zainal Arifin

Ketua MUI Kota Palangka Raya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top