Pelaksanaan Musda X MUI Kota Palangka Raya Berjalan Sukses

PALANGKA RAYA – Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palangka Raya menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) X pada tanggal 13 Jumadil Akhir 1446 H bertepatan dengan tanggal 14 Desember 2024 yang bertempat di Aula Hotel Aurelia Jalan Adonis Samad Kota Palangka Raya.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kota Palangka Raya mengatakan, Musda X MUI Kota Palangka Raya ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Ulama Indonesia Kota Palangka Raya Nomor: Nomor: 63/DP-K- MUI/PR/X/2024 tanggal 19 Oktober 2024, tentang Panitia Musyawarah Daerah X Majelis Ulama Indonesia Kota Palangka Raya.

Menurutnya, penyelenggaraan Musda X MUI Kota Palangka Raya ini sangat penting dan istemewa, karena Musda dilaksanakan setelah Pemilihan Kepala Daerah serentak di seluruh Indonesia termasuk di Kota Palangka Raya.

Selain itu juga karena Muda ini adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang akan membahas berbagai agenda penting antara lain memilih dan menyusun kepengurusan MUI Kota Palangka Raya masa khidmat 2025-2030 serta menetapkan program kerja kedepan dengan tetap memelihara ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah, Basyariah, demi kejayaan Islam dan umatnya (Izzul Islam wal muslimin).

Dalam kegiatan Musda ini mengambil tema “Sinergensitas ulama dan umara dalam mewujudkan Palangka lebih baik”. Tema ini tentunya memberikan harapan agar ulama dan umara dapat meningkatkan sinergisitas dalam membangun kota Palangka Raya yang lebih baik.

Dengan tema tersebut bukan berarti MUI Kota Palangka selama ini tidak bersinergi dengan umara dalam pembangunan Kota Palangka Raya, namun hal ini kami maksudkan agar Pengurus yang akan datang lebih banyak lagi mengambil peran untuk bekerjasama dalam mewujudkan Kota Palangka Raya yang lebih baik.

Sinergitas antara ulama dan umara merupakan konsep penting dalam Islam yang menekankan pentingnya kerjasama antara para pemimpin agama (ulama) dan pemimpin negara (umara) dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Ulama dan Umara adalah pemimpin pada bidangnya masing-masing, karena itu umatnya harus mentaati jika mengharapkan pembangunan yang lebih maju lagi. Konsep ini memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadis. Diantaranya terdapat dalam surat An Nisa ayat 59 “Yaa aiyuhallazdi na aamanu, athiullaahi wa atiiurrasul wa ulil amri kink” (Hai orang- orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulul amri diantara kamu.

Kedua elemen ini (Ulama dan Umara) mempunya power yang berbeda, kekuatan pada penentuan program-program Pembangunan ada pada umara sedang keagamaan ada pada ulama

Jika kedua elemen ini dapat menjalankan fungsi masing-masing dan dapat bersinergi dengan baik, maka kemajuan kota Palangka Raya akan dapat lebih dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat terutama dalam mengisi pembangunan dibidang mental spritual serta ketertiban dan ketentraman ditengah masyarakat.

Para Ulama tentunya menyadari bahwa dirinya sebagai ahli waris tugas- tugas para Nabi waratsatul anbiya pembawa risalah Ilahiyah dan pelanjut missi yang diemban Rasulullah

Muhammad SAW. Mereka terpanggil bersama-sama zuama dan cendekiawan muslim untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat dan menyukseskan pembangunan melalui berbagai potensi yang mereka miliki dalam wadah Majelis Ulama Indonesia. Ikhtiar- ikhtiar

kebajikan yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia senantiasa ditujukan bagi kemajuan agama, bangsa dan negara baik pada masa lalu, kini, dan mendatang.

Para ulama, zuama, dan cendekiawan muslim menyadari bahwa negara Indonesia memerlukan Islam sebagai landasan bagi pembangunan masyarakat yang maju dan berakhlak. Oleh karena itu, keberadaan organisasi para ulama, zuama dan cendekiawan muslim adalah suatu konsekuensi logis dan prasyarat bagi berkembangnya hubungan yang harmonis antara berbagai potensi terutama jalinan yang harmonis dan bersinergi untuk kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia, secara khusus di kota Palangka Raya.

Sejalan dengan perkembangan dalam kehidupan kebangsaan pada dewasa ini yang ditandai dengan adanya keinginan kuat untuk membangun suatu masyarakat Indonesia baru yang adil, sejahtera, demokratis dan beradab, maka adalah suatu keharusan bagi Majelis Ulama Indonesia untuk meneguhkan jati diri dan iktikad dengan suatu wawasan untuk menghela proses perwujudan peradaban Islam di dunia, dan khususnya perwujudan masyarakat Indonesia baru, yang tidak lain adalah masyarakat yang berkualitas khaira ummah yang menekankan nilai-nilai persamaan (almusawah), keadilan (al-,, adalah), moderat (at- tawasuth), keseimbangan (at-tawazun), dinamis (at-tathowur), dan demokrasi yang Islami (al-syura).

Dengan tema yang kami cantumkan tersebut bukan berarti MUI Kota Palangka tidak berperan dalam kegiatan pembangunan kota Palangka Raya, namun hal ini kami maksudkan agar Pengurus yang akan datang lebih banyak lagi mengambil peran dalam pembangunan ummat terutama di bidang agama dan kemajuan kota Palangka Raya dengan bekerjasama dan bersinergi dengan pemerintah Kota Palangka Raya.

Terlebih lagi setelah adanya pemilu Kepala Daerah dan pemilihan Wali Kota Palangka Raya, mungkin terjadi berbagai perbedaan pandangan, perbedaan pendapat dan perbedaan pilihan, maka kita kembali untuk bersatu membangun kota Palangka Raya yang lebih baik.

Kontestasi yang telah lalu sebagai sebuah pesta demokrasi yang kita lalui dengan baik dan memilih pemimpin terbaik. Walaupun belum ada penetapan siapa yang menjadi pemenangnya, namun kita harus optimis bahwa Walikota pilihan masyarakat adalah walikota terbaik yang akan menjadi pemimpin kita dalam mewujudkan Plangka Raya baik. Karena itu mari kita sama-sama mendukung wali kota terpilih dan mari kita tingkatkan sinergisitas ulama dan umara untuk membangun kota Palangka Raya yang lebih baik.

Majelis Ulama Indonesia ini diharapkan dapat menjadi bagian dari sebaik-baik umat (Khairunnas an fa uhum lin naas). Karena itu kita berharap agar para ulama dan cendekiawan muslim yang bergabung dalam wadah MUI ini banyak mengambil peran untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surah Ali Imron ayat 104 “…ya’muruna bil ma’ruf wayan hauna ‘anil munkar… (mereka selalu menyerukan jalan kebaikan dan mencegah kemungkaran atau membawa umat kepada kejalan amar ma’ruf nahi munkar). Hal ini sudah jelas bahwa para ulama memiliki kepedulian dan kiprahnya dalam pembanguanan khususnya di Kota Palangka Raya.

Musyawarah Daerah X Majelis Ulama Indonesia Kota Palangka Raya yang kita laksanakan pada hari ini diikuti oleh seluruh pengurus MUI Kota, Kecamatan, Instansi/Ormas Islam dan pimpinan pondok pesantren se Kota Palangka Raya. Semoga MUSDA X diharapkan dapat menghasilkan putusan-putusan yang cemerlang dan dapat memilih pimpinan MUI Kota Palangka Raya yang lebih baik untuk kemajuan kota Palangka Raya yang akan datang.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada Pj Walikota Palangka Raya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palangka Raya, serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, fasilitas dan bantuannya untuk terselenggaranya MUSDA X ini.

Demikian pula kepada jajaran Panitia Pelaksana dan peserta MUSDA juga undangan yang berkenan hadir pada acara pembukaan ini kami ucapkan terima kasih yang setinggi- tingginya. Wabil khusus ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dewan Pimpinan MUI Kalimantan Tengah yang berkenan hadir dan sekaligus pada saatnya dapat memberikan pengarahan dan paparannya. Selanjutnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pelaksanaan kegiatan MUSDA ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan dihati Bapak, Ibu, saudara sekalian.(humas mui)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top