PALANGKA RAYA – Doa untuk para tokoh dan ulama yang telah wafat menjadi bagian dari rangkaian peringatan Milad ke-50 Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di Kota Palangka Raya, untaian doa ini dilaksanakan dengan digelarnya ziarah kubur ke makam mantan Ketua Umumnya.
Adalah makam KH Ali Asri Buchari yang diziarahi para pengurus MUI Kota Palangka Raya, Senin (28/7/2025). Lokasinya berada di TPU Muslimin Jalan Tjilik Riwut kilometer 2,5 Palangka Raya.
“Ziarah ini bukan sekadar tradisi, melainkan wujud nyata dari penghormatan kita terhadap para ulama yang telah berjuang keras dan ikhlas meletakkan pondasi MUI di Palangka Raya,” ujar Ketua Umum MUI Kota Palangka Raya KH Zainal Arifin.
Ketika itu, Guru Zainal lagsung memimpin rangkaian tahlil dan doa di pusara KH Ali Asri Buchari. Sejumlah pengurus MUI Kota Palangka Raya turut mendampingi kegiatan.
Suasana khidmat menyelimuti area makam. Setelah itu, dilanjutkan dengan tabur bunga sebagai simbol penghormatan dan kasih sayang.

Guru Zainal menyatakan, melalui ziarah ini MUI Kota Palangka Raya tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga memperkuat komitmen untuk melanjutkan estafet perjuangan ulama dalam membimbing umat dan menjaga nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat Palangka Raya khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
“Kita patut meneladani semangat keikhlasan, dedikasi, dan kebijaksanaan yang telah dicontohkan oleh almarhum ketua pertama dan para ulama pendahulu lainnya,” ujarnya.
KH Ali Asri Buchari merupakan Ketua Umum MUI Kota Palangka Raya yang menjabat selama dua periode, yakni pada 1990-1995 dan 1995-2000.
Ulama yang dikenal sederhana dan menjadi perintis berdirinya MUI di Kota Palangka Raya ini wafat pada 18 Oktober 2006.
Beberapa mantan Ketua MUI Kota Palangka Raya dan MUI Kalteng juga turut didoakan pada kesempatan itu. Antara lain KH Syarkawi AA, KH Wahid Qasimy, KH Haderani HN, KH Ahmadi Isa, dan KH Anwari Isa.

“Kita patut meneladani semangat keikhlasan, dedikasi, dan kebijaksanaan yang telah dicontohkan oleh almarhum ketua pertama dan para ulama pendahulu lainnya,” ujar Guru Zainal.
Mengenang dan mendoakan para pendahulu adalah bagian penting dari menjaga kesinambungan perjuangan.
“Semoga semangat ini terus menyala dan menjadi motivasi bagi pengurus MUI saat ini agar terus berkarya demi kemajuan umat dan bangsa, sesuai dengan peran MUI sebagai mitra pemerintah dan pelayan umat,” tambahnya. (*)