Tiga Kebahagiaan Bulan Ramadan

Oleh: HM. Saad Arpani. RH. (Sekretaris Umum MUI Palangka Raya)

RAMADAN adalah bulan mulia, suatu bulan yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada alam semesta. Bulan yang penuh keberkahan. Ramadan juga dianggap sebagai bulan kebahagiaan sehingga disambut dengan penuh sukacita.  Kenapa? Setidaknya, ada tiga kebahagiaan yang diwujudkan sejak awal hingga akhir Ramadan.

Pertama, kebahagiaan dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Banyak ekspresi yang dapat dilakukan selama menyambut datangnya bulan Ramadan, bahkan selama dua bulan sebelumnya sudah dipersiapkan yaitu mulai bulan Rajab, Sya’ban hingga datangnya Ramadan, dengan senantiasa berdoa:

اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان وبلغنا رمضان

(Ya Allah, berikanlah keberkahan pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan berikanlah kesempatan untuk sampai di bulan Ramadan).

Begitu pula pada saat menjelang Ramadan, senantiasa menyambutnya dengan riang gembira. Ungkapan “Marhaban ya Ramadhan, Marhaban Syahru Shiyam” bergema di berbagai tempat.

Rasulullah SAW, bersabda:

 من فرح بدخول رمضان حرّم الله جسده على نيران

“Barang siapa yang berbahagia menyambut datangnya bulan Ramadan, maka Allah haramkan jasadnya dari api neraka.” (HR. Bukhari Muslim).

Orang yang jujur atas keimanannya ia akan senantiasa bahagia dengan datangnya bulan Ramadan.

Kedua, karena pada bulan Ramadan Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Di bulan ini juga terjadi Lailatul Qadar, dan bulan diperintahkannya menunaikan ibadah puasa.

Nilai pahala yang dijanjikan juga dilipatgandakan. Itulah sebabnya, orang-orang beriman memanfaatkan bulan ini dengan kesibukan melakukan berbagai amaliyah sunah, seperti tarawih, witir, tadarrus Al-Qur’an, atau lainnya. Ramadan adalah bulan kemuliaan, sehingga merupakan momentum yang tidak terlupakan oleh orang yang benar beriman.

Masya Allah, betapa mulianya Ramadan, hingga dengan ikhlas dan tenang hati kita menjalankan ibadah di dalamnya.

Bahkan dalam sabda Rasulullah SAW disebutkan:

من صام رمضان إيمانا وحتسابا غفرله ما تقدم من ذنبه وما تأخر

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni segala dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.” (HR. Muslim)

Ketiga, adalah diberikannya Idulfitri. Saat Ramadan berlalu meninggalkan kita, Allah menganugerahkan hari yang penuh kebahagiaan. Idulfitri suatu hari yang istimewa dengan segala kebersamaan dalam ukhuwwah islamiyah yang benar-benar terjalin.

Kita saling bersilaturahmi, bersalaman, dan saling memaafkan. Pada hari inilah merupakan hadiah istimewa setelah satu bulan kita menjalankan ibadah puasa.

Maka, keimanan yang melekat pada hati kita senantiasa semakin kuat setelah teruji selama sebulan dengan segala ujian, rintangan hingga pengendalian diri dari hal yang menjerumuskan pada kesesatan.

Pada akhirnya hanya takwa kepada Allah-lah yang kita harapkan. Implementasi dari ketakwaan itu adalah membekasnya segala ibadah yang kita lakukan pasca Ramadan.

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top